Selasa, 20 November 2012

mengutamakan pendidikan untuk mengubah bangsa



Kamis 4 Oktober 2012 Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) mengadakan seminar jurnalistik dan pendidikan dengan tema “Peran Jurnalis Dalam Persfektif Dunia Pendidikan” Bertempat di gedung Islamic center (IC) Ciamis. Seminar tersebut dihadiri oleh seribu orang peserta yang terdiri dari guru-guru(SD, SMP, SMA), humas pendidikan , dan tenaga kependidikan lainnya.
Para peserta yang mayoritas menggunakan batik itu sangat antusias ketika Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memasuki ruangan. Mereka berebut untuk salaman dengan orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.
Sebelumnya, ketua penyelenggara Anjar Asmara dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar tersebut bertujuan “memanfaatkan pers dengan benar.” Dan selanjutnya dalam sambutan yang kedua  oleh wakil bupati ciamis mengatakan “mengharapkan penduduk yang berbasis IMTAK dan IPTEK”. Secara tidak langsung menegaskan mengenai pentingyan pemahaman pengetahuan dalam menggunakan pers secara benar sehingga pemanfaatan pers yang disalah gunakan dapat dikurangi atau bahkan ditiadakan. Pemahaman tersebut tidak akan tercipta secara nyata tanpa adanya keikutsertaan pendidikan. Seperti yang dipaparkan Gubernur Jawa Barat dalam sambutannya, “kemajuan bangsa berawal dari kemajuan pendidikan.”  Jadi pendidikan menjadi dasar dalam pengembangan pers.  Selain itu, Beliau juga menambahkan bahwa media harus menjadi pendidik bagi masyarakat.
Dalam menangani berbagai masalah yang banyak dipengaruhi faktor media. Gubernur sangat menekankan pendidikan sebagai benteng pertahanannya. Tidak hanya melalui pendidikan formal namun pemberdayaan pendidikan non formal pun sangat di tekankan.
Setelah pemberian sambutan seminar di Islamic Center Ciamis. Pak Gubernur kembali mengisi kuliah umum di Universiats Galuh Ciamis. Kuliah dengan tema “Pengembangan Kewirausahaan Di Kalangan Mahasiswa Menyongsong Era Global”. Dalam menyampaikan materinya, beliau sangat interaktif terhadap mahasiswa. Mengedepankan pembahasan-pembahasan yang sesuai dengan porsi anak muda.
Selepas makan siangnya beliau menyempatkan diri untuk mengobrol dengan pers mahasiswa dan organisasi. Beliau menyampaikan, “orang-orang miskin yang tidak berkembang itu ternyata sebelum berstatus miskin sudah berkarakter miskin.” Maka dapat disimpulkan bahwa karakter lah yang menjadi tolak ukur seseorang dapat dikatakan miskin atau kaya. Seperti jawaban sebelumnya, pendidikan dan pengetahuan lah  yang dapat mengantarkan pada pemahaman. Dan pemahaman akan membentuk karakter. Dan Karakter lah yang dapat mengubah paradigma buruk menjadi baik. Pendidikan sangat di perlukan sebagai proses pembentukan karakter. Khususnya bagi remaja. Yang mana pembentukan pola pikirnya masih berkembang.
(Run Iskandar, 4 Oktober 2012)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;