Kamis
4 Oktober 2012 Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) mengadakan seminar jurnalistik
dan pendidikan dengan tema “Peran Jurnalis Dalam Persfektif Dunia Pendidikan” Bertempat
di gedung Islamic center (IC) Ciamis. Seminar tersebut dihadiri oleh seribu
orang peserta yang terdiri dari guru-guru(SD, SMP, SMA), humas pendidikan , dan
tenaga kependidikan lainnya.
Para
peserta yang mayoritas menggunakan batik itu sangat antusias ketika Gubernur
Jawa Barat Ahmad Heryawan memasuki ruangan. Mereka berebut untuk salaman dengan
orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.
Sebelumnya,
ketua penyelenggara Anjar Asmara dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar
tersebut bertujuan “memanfaatkan pers dengan benar.” Dan selanjutnya dalam
sambutan yang kedua oleh wakil bupati
ciamis mengatakan “mengharapkan penduduk yang berbasis IMTAK dan IPTEK”. Secara
tidak langsung menegaskan mengenai pentingyan pemahaman pengetahuan dalam
menggunakan pers secara benar sehingga pemanfaatan pers yang disalah gunakan
dapat dikurangi atau bahkan ditiadakan. Pemahaman tersebut tidak akan tercipta
secara nyata tanpa adanya keikutsertaan pendidikan. Seperti yang dipaparkan Gubernur
Jawa Barat dalam sambutannya, “kemajuan bangsa berawal dari kemajuan
pendidikan.” Jadi pendidikan menjadi
dasar dalam pengembangan pers. Selain
itu, Beliau juga menambahkan bahwa media harus menjadi pendidik bagi
masyarakat.
Dalam
menangani berbagai masalah yang banyak dipengaruhi faktor media. Gubernur sangat
menekankan pendidikan sebagai benteng pertahanannya. Tidak hanya melalui
pendidikan formal namun pemberdayaan pendidikan non formal pun sangat di
tekankan.
Setelah
pemberian sambutan seminar di Islamic Center Ciamis. Pak Gubernur kembali
mengisi kuliah umum di Universiats Galuh Ciamis. Kuliah dengan tema “Pengembangan
Kewirausahaan Di Kalangan Mahasiswa Menyongsong Era Global”. Dalam menyampaikan
materinya, beliau sangat interaktif terhadap mahasiswa. Mengedepankan pembahasan-pembahasan
yang sesuai dengan porsi anak muda.
Selepas
makan siangnya beliau menyempatkan diri untuk mengobrol dengan pers mahasiswa
dan organisasi. Beliau menyampaikan, “orang-orang miskin yang tidak berkembang
itu ternyata sebelum berstatus miskin sudah berkarakter miskin.” Maka dapat disimpulkan
bahwa karakter lah yang menjadi tolak ukur seseorang dapat dikatakan miskin
atau kaya. Seperti jawaban sebelumnya, pendidikan dan pengetahuan lah yang dapat mengantarkan pada pemahaman. Dan
pemahaman akan membentuk karakter. Dan Karakter lah yang dapat mengubah
paradigma buruk menjadi baik. Pendidikan sangat di perlukan sebagai proses
pembentukan karakter. Khususnya bagi remaja. Yang mana pembentukan pola
pikirnya masih berkembang.
(Run Iskandar, 4 Oktober 2012)
0 komentar:
Posting Komentar