Jumat, 25 Januari 2013

Maulid Nabi, antara dirayakan dan tidak

sholawat ke atas Nabi............

"اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ 
 "......عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

hari ini tanggal merah. yang aku ingat justru itu karena aku lihat di kalender. hari apa ya? oh maulid Nabi....asik libur. itulah yang ada di pikiranku saat aku mengetahui bahwa maulid Nabi jatuh pada tanggal 24 januari 2013 dan menjadi hari libur nasional. tanpa sadar bahwa hari ini adalah tanggal 12 Robiul awal. 1442 tahun lalu Rosululloh SAW lahir ke dunia.
dulu semasa sekolah sudah dipastikan kalau hari-hari besar keagamaan seperti maulid nabi selalu ada peringatan tertentu. baik itu acara lomba-lomba keagamaan, tausiah dan lain sebagainya. dan itu setidaknya membuat saya selalu ingat dan kembali mengenang sejarah Nabi Muhammad SAW. tapi sekarang, justru saya cenderung melupakan mungkin itu terjadi karena tak ada yang mengingatkan, terlebih mungkin karena saya yang terlalu pelupa. tapi melihat temna-teman saya yang lain juga begitu jika tidak ada peringatan khusus yang berbentuk perayaan maka kita pun cenderung acuh dan hanya mengiyakan tanpa memperdalam maknanya. dari sana, saya berpikir bahwa peringatan hari maulid  Nabi tak ada salahnya untuk di rayakan.
ada beberapa keyakinan yang beranggapan bahwa perayaan kelahiran Nabi dianggap berlebihan. tanpa bermaksud memihak atau menyalahkan saya hanya berpandangan menurut hemat saya dengan apa yang terjadi pada saya dan lingkungan sekitar saya. 
tidak semua orang memiliki tingkat kesadaran yang sama. kadang seorang bisa ingat ketika diingatkan, sadar ketika  ada yang menyadarkan. jika begitu terhadap perayaan maulid Nabi, maka tidak ada salahnya memperingatinya dengan perayaan tertentu. 
namun dalam memandang perayaan tersebut khususnya di indonesia yang beragam  budaya. maka banyak yang menyalah artikan perayaan tersebut dengan hal-hal yang menyimpang tanpa memerhatikan esensi dari maulid Nabi tersebut. kebanyakan masyarakat merayakan maulid Nabi dengan dasar turun temurun. padahal perayaan adat tersebut hanyalah salah satu cara dalam penyebaran agama Islam. keyakinan memang sulit untuk dihapuskan sekalipun ilmu pengetahuan sudah berkembang sedemikian pesat.
salah satunya di bulan Robiul awal ini, yang di sebut mulud dalam penanggalan jawa, banyak acara perayaan maulid Nabi salah satunya grebeg solo yang diselenggarakan oleh keraton solo. kebanyakan dari acara grebeg tersebut adalah dengan menyiapkan berbagai macam makanan yang dihias sedemikian rupa kemudian di arak keliling kota setelah itu berbagai makanan itu dibagikan ke seluruh warga yang menonton di sekitar daerah tersebut. makanan-makanan itu dipercayai membawa berkah jadi tak sempat di bagikan seluruh warga justru berebut untuk mengambilnya. tak jarang yang menyebabkan warga ikut terinjak-injak demi sebuah kue yang dianggap membawa berkah itu. jika malah menimbulkan kerusuhan apakah masih layak disebut berkah?
seperti yang saya lihat di televsi pagi tadi bahwa seorang nenek terinjak-injak di masjid gorontalo untuk mendapatka sebuah kue yang dinamakan kue walima. bahkan masa hampir tidak bisa dikendalikan oleh tim pengamanan. 
melihat berita seperti itu hati saya cukup miris juga. hari kelahiran Nabi yang mulia justru di warnai dengan kerusuhan yang jutsru menodai kesuciannya. 
kembali pada pembahasan awal yakni menurut saya perlu ada peringatan tertentu di hari maulid nabi. namun bukan dengan cara menodai seperti itu. 
melarang perayaan seperti grebeg solo dan sejenisnya secara radikal menurut saya bukan solusi. jika perayaan tersebut malah menambah keimanan kita apakah harus dihilangkan? tentu jangan. ada banyak orang yang kembali mengenang kelahiran dan sejarah Nabi dengan perayaan tersebut. tapi ada banyak pula yang menodai. nah itu masih jadi masalahnya. mengajarkan esensi yang sebenarnya tidak bisa diajarkan sehari dua hari. perlu ada sistem yang diperbaiki dalam mengembangkan ragam-ragam budaya mengenai maulid Nabi. 
intinya jangan dihilangkan begitu saja dan tidak dibebaskan tanpa mengenal esensinya. tetap, dalam menjalankan perayaan apapun sekalipun itu dalam hal yang baik tapi harus diperhatikan esensi dan manfaat yang dapat kita ambil dari apa yang kita lakukan.
Wallohu a'lam.............

0 komentar:

Posting Komentar

 
;